.

Tuesday, December 22, 2015

Versus: Lebih Dekat Dengan Koas (PPDH) dan Kakak Koas



Akhir masa rotasi Pendidikan Profesi Dokter Hewan/PPDH yang akan segera dikepal dalam genggaman tidak menyusutkan aliran deras semangat alumnus FKH UB YLA, BAS, DA, WP, dan MK yang sedang terlihat sibuk beraktivitas di Klinik Pendidikan Dokter Hewan FKH UB.
 Terlihat padatnya kegiatan yang harus dilakukan hingga teman-teman mahasiswa aktif S1 FKH UB menganggap bahwa tahap pendidikan profesi atau koasistensi menjadi “The mostdifficult step” dalam perjuangan mendapatkan gelar Dokter Hewan. Anggapan tersebut didapatkan dari issue yang beredar dan pengamatan yang mereka lihat di lingkungan FKH UB ketika kakak tingkat sedang melakukan rotasi PPDH di lingkungan sekitar mereka yaitu daerah Gazebo Klinik atau Gazebo Beringin. Waktu senggang pun terlihat begitu sedikit, keeksisan diri mulai berkurang dan terlihat sering kali berkumpul dengan pembahasan serta diskusi hebat disekitar kita. Ditambah issue mekanisme PPDH yang kurang normal, nominal biaya PPDH yang tidak murah, aturan PPDH yang baru lebih tidak masuk akal, dan lain-lain. Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan mengenai tahap pendidikan profesi atau kerennya dengan sebutan “Koas” ini, terutama mahasiswa tingkat akhiryang paling kepo karena telah tiba masanya. Karena kesibukan yang luar biasa pada tahap pendidikan profesi ini, juga muncul anggapan dari teman-teman mahasiswa bahwa ikatan mahasiswa aktif dengan para alumnus baik PPDH atau bukan kurang erat. Bener ngga sih??? Iya ngga sih???
Dikarenakan telinga Mak Can yang lebar mendengar desahan-desahan khawatir yang tak berujung, maka Mak Caningin sekali membantu merubah kegelisahan tersebut menjadi semangat. Yuk mari simak perbincangan Mak Can dengan responden alumnus-alumnus Sarjana FKH UB yang sedang menjalani tahap profesi atau koasistensi ini.

Menurut pengalaman kakak-kakak, mekanisme PPDH itu bagaimana sih kak? Apakah benar harus mengantri lama terlebih dahulu baru bisa mendapat kesempatan PPDH?
Jawaban:
Sepengetahuan kami dari tahun-ketahun mekanisme koasistensi selalu berubah dan pasti ada mekanisme baru yang mengarah ke hal yang baik, positif dan terus melakukan perbaikan tentunya. Seperti rotasi yang kami jalani meliputi berbagai tempat dan bidang, seperti industri, berbagai laboratorium dari mulai biomolekuler, reproduksi, patologi, mikrobiologi, virologi, kesehatan masyarakat veteriner, sampai laboratorium-laboratorium lain, Dinas Rumah Potong Hewan, balai karantina, beberapa klinik-klinik hewan, dan rumah sakit hewan.
Apakah harus mengantri terlebih dahulu? Sebenarnya dalam satu gelombang koas akan dilaksanakan jika kuota memenuhi syarat. Kuota atau jumlah pendaftar koas yang didapatkan berasal dari mahasiswa yang telah mendaftar. Jadi, antri yang dimaksud mungkin menunggu gelombang tersebut penuh karena dalam menunggu jumlah wisudawan yang mendaftar tahap profesi ini. Jika kuota dalam gelombang telah terpenuhi, maka rotasi koasistensi pun akan segera dilaksanakan tentunya.

Apakah benar kak kuota yang disediakan pun tidak sesuai dengan jumlah lulusan?
Jawaban:
Menurut kami hal tersebut masih wajar pada saat ini karena tahun-tahun sebelumnya jumlah penerimaan mahasiswa baru FKH UB pun masih sedikit, dankabarnya jumlah kuota mahasiswa PPDH akan ditambah lagi.

Apakah benar kak issue harus membayar Rp. 300 ribu hanya untuk ujian masuk PPDH saja, dan jika tidak lulus maka uang tersebut akan hilang serta harus menunggu 70 pendaftar ujian yang sebenarnya hanya diterima 40 mahasiswa? Setuju atau tidak sih kak jika diberlakukan aturan tersebut?
Jawaban:
Issue atau kabar yang krusial seperti itu harus ditanyakan langsung saja pada pihak yang paham yaitu bagian akademik yang mengurusi hal tersebut.
          Setuju atau tidaknya, jika ada alasan yang jelas untuk Rp. 300 ribu no problem dan menurut kami sekarang ini masalah sistem koasistensi semakin membaik sistemnya. Penting juga perlu ditanyakan uang tersebut untuk apa dan untuk kemana.

Apakah ada masalah kak jika biaya tahap koasistensi/PPDH saat ini lebih mahal dari gelombang-gelombang sebelumnya?
Jawaban:
          Menurut saya tidak masalah karena sistem terus membaik dan menunjang kegiatan koasistensi. Jika perlu ditanyakan pula uang tersebut untuk apa dan kemana. Sampai sekarang menurut pengalaman kami uang yang dibayarkan untuk biaya profesi digunakan untuk tempat-tempat yang kami tempati. Jika naik, wajar saja karena kabarnya jumlah SKS tahap profesi ini juga akan ditambah lagi jumlahnya.

Menurut undang-undang lembaga, ruang lingkup lembaga adalah seluruh civitas akademika FKH UB, dan mahasiswa PPDH termasuk civitas akademika FKH UB. Perlu atau tidak pihak BEM dan DPM turut memperjuangkan dan turut membantu kak?
Jawaban:
Mereka memang khusus untuk mahasiswa aktif FKH UB dan mahasiswa PPDH juga. Namun perlu dilihat juga masalahnya apa, karena tidak semua masalah dapat dicampur tangankan. Perlu tidaknya, perlu karena kita ini adalah kolega yang seharusnya saling membantu dan tentunya harus dengan cara dan alur yang benar.

Menurut kakak-kakak Mahasiswa FKH UB sekarang ini bagaimana sih kak? Sepengetahuan kakak bagaimana pendapat atau komentar tentang masalah yang sedang kami hadapi di FKH ini?
Jawaban:
          Wah kita udah pada ngga kenal dengan mereka. Pendapat tentang masalah karena masalah kalian kami pun juga sering tidak tahu tentang hal tersebut.

Mengapa tidak tahu kak? Masalah bukan sih kak jika hal seperti ini diteruskan?
Jawaban:
          Menurut kami kurang adanya kedekatan antara kita. Masalah atau bukan, tentu ini masalah besar karena kita adalah kolega, satu almamater dan dilahirkan dari rahim FKH yang sama pula. Ingin seperti universitas lain seperti UGM yang terkenal ikatan alumninya sangat kuat, tapi kita belum jadi alumni saja sudah tidak saling kenal. Seharusnya kesusahan-kesusahan kita ini menjadikan kita  sangatlah dekat dan ikatan kita seharusnys amat kuat dan erat. Bukan hanya dengan mahasiswa PPDH, namun alumnus lulusan dan civitas lainnya. Sekarang ini kami alumnus sedang merintis ikatan alumni FKH UB yang sudah kami bentuk yang diketuai oleh drh. Hartanto Yusufa.



Usaha dalam hal apa sih kak supaya kami dapat meningkatkan kekuatan hubungan kolegalitas kita?
Jawaban:
          Menurut kami dapat dilakukan dengan melibatkan kami pada kegiatan-kegiatan yang kalian lakukan dan kami dapat mendukung kegiatan tersebut. Sebenarnya kami selalu menyempatkan untuk hadir diacara kalian ketika kami diundang dengan mengutus perwakilan dari kami karena tidak semua dapat hadir dalam acara tersebut. Menjaga aturan dan budaya yang baik seperti 7S Non S, memperbaiki rasa memiliki dan cinta terhadap FKH UB.

Sebagai penutup karena kita masih kepo tentang Pendidikan Profesi Dokter Hewan, hal apa yang perlu kami persiapkan mulai dari sekarang?
Jawaban:
Hal yang perlu dipersiapkan adalah mental, pengalaman, dan kekompakan yang utama.
Jadi Sahabat Mak Can tidak perlu resah lagi oleh kabar-kabar yang berkaitan dengan Pendidikan Profesi Dokter Hewan. Pengalaman kakak tingkat harus menjadi pembelajaran untuk kita nantinya, bukan menjadi ketakutan kita. Terus pupuk rasa kebanggaan dan cinta kita terhadap fakultas kita Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya. Viva veteriner!!(NH/NMC)

0 comments:

Post a Comment