“Absen satu sampai 30 silakan masuk!”,seru salah satu asdos parasite yang tidak begitu disukai naya.Naya absen 13 sehingga dia juga memasuki lab parasite yang dirasa lebih dingin dari biasanya. Naya memilih bangku dengan nomor satu di mejanya. Peluhnya mulai keluar, detak jantungnya mulai meningkat, dan sesuatu yang tidak enak muncul tiba-tiba dalam perutnya. Dia tidak belajar kemarin, dia tahu betul bahwa ini akan menyulitkanya karena dia tidak begitu menguasai mata kuliah ini.
“saya bacakan peraturannya ya..” terdengar nyaring di telinga Naya peraturan yang dibacakan asdos yang sepertinya dua tahun di atasnya. Naya tidak begitu menanggapi karena telinganya dipenuhi pikiran – pikiran yang memenuhi otaknya. Parasitology memang tidak begitu sulit sebenarnya. Tetapi sangat banyak hewan – hewan parasite yang harus masuk dalam pikirannya.
“silakan ditulis terlebih dahulu nomor jawabanya..” seru asdos yang membacakan peraturan tadi. Naya semakin deg – degan, dia benar – benar tidak percaya diri. Di saat seperti ini, hanya ada dua hal yang bisa membuatnya tenang. Mengingat senyum teduh ayahnya yang selalu percaya bahwa Naya bisa dan wajah teduh Taher yang telah lama dia puja. Masih ada beberapa menit baginya untuk membayangkan senyum indah yang menghiasi ayahnya saat dia tahu Naya bisa membanggakanya. Senyum yang selalu dia tebar saat menyambut Naya pulang kerumah, dan senyum teduh yang biasa Naya lihat, saat dia mengabulkan permintaan Naya. Sesuatu di perut Naya sudah tidak begitu dirasanya. Rasa gugupnya yang belum mau pergi sama sekali. Nya melirik ke kiri dan ke kanan, berharap menemukan wajah teduh yang telah lama di pujanya, Taher. Dia dimana ya.. kok nggak kelihatan sih.. batinnya. Dia baru ingat kalau ternyata Taher tidak masuk di laboratorium yang sama dengannya.
“nyari siapa, Na’? ” tegur Leno yang sejak tadi memerhatikan gerak – gerik Naya.
“hah! Nggak kok! “ jawab Naya dengan kikuknya. “muka kamu pucet tuh” tegur Leno lagi.
“masa? Lupa pake lipgloss tadi!”, jawab Naya seadanya untuk menutupi kegundahanya karena tidak bisa melihat wajah pujaanya sebelum ujian.
“baik, bisa dimulai dari sekarang!”, seru asdos dengan tegasnya.
“perasaan belum berdo’a!”, gerutu Naya pelan.
“udah! Kamu aja yang sibuk celingukan sendiri!” bisik Lukman.
“oooh..ya to?”jawab Naya dengan logat yang di jawa-jawakan. Lukman hanya menampakkan cengiran aku hanya mendengar tanggapan Naya. Naya membuka kertas soalnya yang nomor satu. Tampak gambar dengan perbesaran yang bisa terlihat walau dengan mata minus dua Naya. Tampak gmbar hewan bersayap yang tak asing bagi Naya. Dia memutar otaknya. Mencari – cari jawaban yang mungkin menurutnya telah tersimpan rapi di salah satu sisi otaknya.
"Waahh… ada nih di laporan praktikum, sayapnya pucat gelap, trus di abdomenya ada spirakelnya, aduuh.. apasih kok aku lupa ya.. Anopheles bukan sih ni, Ah iya kayaknya nih.
Iya deh Naya sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Tanpa ia sadari, ada sepasang mata tajam yang sedari tadi memandanginya. Sepasang mata yang tampak sendu tapi tak mengurangi titik tajam. Sepasang mata yang berharap seseorang yang sedari tadi di tatapnya bisa membalas tatapannya.Wah.. telur apa nih.. kok kayak bunga gini sih.. family apaan nih,ya Allah.. susah banget sih.. Gerutu Naya dalam hati. Seperti itulah Naya menjawab soal-soal yang diberikan. Dengan susah payah dia berpikir. Tapi ujung-ujungnya juga dia asal-asalan menjawabnya.
Ujian akhir praktikum parasitology ini merupakan mimpi buruk bagi Naya. Karena jawaban yang diyakini benar hanya bisa dihitung jari. Tapi dia sadar kenapa dia kesulitan mengerjakanya. Dia keluar laboratorium dengan perasaan lega karena paling tidak dia sudah melewati salah satu mimpi buruknya. Di depan pintu Lab, dia disambut dengan senyum ramah sosok pujaanya, Taher.
“gimana tadi Na’? bisa? ”, tegur Taher.
“ya gitu deh.. lumayan susah,hehehe”, Naya terkekeh membayangkan nilainya nanti.
“oh ya Naya, tadi kamu di Lab utara ya? Pantesan nggak ketemu, kamu pasti nyariin aku ya..?” Taher mulai mengoda Naya.. Iyaa… aku celingukan nyariin kamu sampek aku nggak berdo’a tadi gara-gara nyariin mukamu itu,huh! Kata-kata itu sebenarnya yang akan di ucapkan Naya. Tapi yang keluar malah,
“ngapain nyariin kamu! Pede banget deh kamu!”
“hahaha, segitu marahnya, bercanda kali” sahut Taher lagi tanpa tahu apa isi batin Naya sebenarnya.
“ntar malem belajar mikrobiologi barengan ya..ajakin si Lidya juga, biar aku rada semangat gitu,oke cantik?” pinta Taher yang seketika membuat hati Naya serasa di diami ribuan Fsciola hepatica yang siap meremukkan setiap sela dan setiap bagian dalam hatinya yang telah ia siapkan hanya untuk Taher. Pujaannya, semangatnya, dan seluruh kata indah yang hanya dia berikan pada lelaki yang sekarang ada di hadapanya dan baru saja memintanya untuk mendekatkannya kepada gadis lain yang juga sahabatnya.
Hati Naya hancur. Di sudut dinding megah laboratorium ada secuil hati yang juga patah. Secuil hati milik seseorang yang sedari tadi memandangi Naya dengan mata tajamnya.
Di sudut itu, hati itupun remuk.
Cerpen By : IRMA MS ( 2011 B )
...Absen satu sampai 30 silakan masuk !....
ReplyDeleteNGAPAIN MUSTI MASUK?...Bukankan ABSEN berarti TIDAK MASUK /TIDAK ADA....Penggunaan kata yang salah tapi sudah dibiasakan....Apakah kata absen berarti ADA?...Kata yang diambil dari bahasa Inggris (absence) ternyata dibalik maknanya...