This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Memupuk Kebersamaan Candida Adakan Gathering

lembaga pers mahasiswa Program Kedokteran Hewan ‘CANDIDA’ mengadakan gathering yang bertempat di lapangan rektorat Universitas Brawijaya.

Kita juga bisa..

Icang lulus dengan IPK 3,76 dengan durasi waktu 4 tahun 2 bulan. Bangga sekaligus menyandang beban adalah hal yang dirasakannya sekarang.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

.

Tuesday, December 22, 2015

Live Report GFT 2015



Malang – Candida. Pada tanggal 12 Desember lalu ada yang berbeda di Gedung Samatha Krida atau yang biasa disebut Sakri UB. Terlihat antrian panjang di pintu masuk samping gedung ini. Setelah Mak Can menelusuri ternyata malam ini adalah puncak Gebyar Festival Tari yang ke XXIII Universitas Brawijaya. Dalam acara ini perwakilan Kedokteran Hewan UB yang tahun lalu menjuarai acara ini mengikuti kembali acara yang rutin setiap tahun diadakan oleh UKM UNITANTRI ini. Tahun ini perwakilan FKH membawakan tarian yang menceritakan tentang penjual kopi keliling yang menjadi bahan pembicaraan dan kecurigaan dari masyarakat karena penampilan mereka, padahal mereka hanya ingin mencari nafkan demi kebutuhan sehari-hari. “Penampilan menakjubkan berbeda dengan yang lain”, ujar salah satu penonton. Penampilan VTAC (red: kontingen GFT FKH) memang terlihat berbeda dengan peserta lainnya dimana disela-sela tarian, mereka menyisipkan drama. Dengan penampilan yang berbeda dan luar biasa tersebut akhirnya VTAC berhasil mendapatkan posisi runner up atau juara umum kedua. Dibalik kesuksesan VTAC pada GFT tahun ini ada kerja keras para penari dan kru yang sudah menyiapkan acara ini sejak kurang lebih 1 bulan. Mereka tidak menyangka dengan persiapan yang lebih singkat di bandingkan fakultas – fakultas lainnya ternyata VTAC mampu menampilkan penampilan terbaiknya dan bahkan bisa mendapatkan juara 2. “Harapan untuk VTAC kedepannya semoga semakin kompak, semakin termotivasi dan lebih greget lagi kita terbaik tahun ini dan tahun depan harus berusaha lebih baik lagi untuk menjadi yang terbaik”, tutur Novy salah satu dari ke 7 penari GFT. Semoga harapan VTAC untuk tahun depan terwujud ya sahabat Mak Can. Dan sekali lagi selamat untuk VTAC. Untuk Sahabat Mak Can yang belum sempat menonton penampilan VTAC di GFT Sahabat Mak Can dapat menontonnya di https://www.youtube.com/watch?v=sigh8kLct8U&feature=share(WT)


Versus: Lebih Dekat Dengan Koas (PPDH) dan Kakak Koas



Akhir masa rotasi Pendidikan Profesi Dokter Hewan/PPDH yang akan segera dikepal dalam genggaman tidak menyusutkan aliran deras semangat alumnus FKH UB YLA, BAS, DA, WP, dan MK yang sedang terlihat sibuk beraktivitas di Klinik Pendidikan Dokter Hewan FKH UB.
 Terlihat padatnya kegiatan yang harus dilakukan hingga teman-teman mahasiswa aktif S1 FKH UB menganggap bahwa tahap pendidikan profesi atau koasistensi menjadi “The mostdifficult step” dalam perjuangan mendapatkan gelar Dokter Hewan. Anggapan tersebut didapatkan dari issue yang beredar dan pengamatan yang mereka lihat di lingkungan FKH UB ketika kakak tingkat sedang melakukan rotasi PPDH di lingkungan sekitar mereka yaitu daerah Gazebo Klinik atau Gazebo Beringin. Waktu senggang pun terlihat begitu sedikit, keeksisan diri mulai berkurang dan terlihat sering kali berkumpul dengan pembahasan serta diskusi hebat disekitar kita. Ditambah issue mekanisme PPDH yang kurang normal, nominal biaya PPDH yang tidak murah, aturan PPDH yang baru lebih tidak masuk akal, dan lain-lain. Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan mengenai tahap pendidikan profesi atau kerennya dengan sebutan “Koas” ini, terutama mahasiswa tingkat akhiryang paling kepo karena telah tiba masanya. Karena kesibukan yang luar biasa pada tahap pendidikan profesi ini, juga muncul anggapan dari teman-teman mahasiswa bahwa ikatan mahasiswa aktif dengan para alumnus baik PPDH atau bukan kurang erat. Bener ngga sih??? Iya ngga sih???
Dikarenakan telinga Mak Can yang lebar mendengar desahan-desahan khawatir yang tak berujung, maka Mak Caningin sekali membantu merubah kegelisahan tersebut menjadi semangat. Yuk mari simak perbincangan Mak Can dengan responden alumnus-alumnus Sarjana FKH UB yang sedang menjalani tahap profesi atau koasistensi ini.

Menurut pengalaman kakak-kakak, mekanisme PPDH itu bagaimana sih kak? Apakah benar harus mengantri lama terlebih dahulu baru bisa mendapat kesempatan PPDH?
Jawaban:
Sepengetahuan kami dari tahun-ketahun mekanisme koasistensi selalu berubah dan pasti ada mekanisme baru yang mengarah ke hal yang baik, positif dan terus melakukan perbaikan tentunya. Seperti rotasi yang kami jalani meliputi berbagai tempat dan bidang, seperti industri, berbagai laboratorium dari mulai biomolekuler, reproduksi, patologi, mikrobiologi, virologi, kesehatan masyarakat veteriner, sampai laboratorium-laboratorium lain, Dinas Rumah Potong Hewan, balai karantina, beberapa klinik-klinik hewan, dan rumah sakit hewan.
Apakah harus mengantri terlebih dahulu? Sebenarnya dalam satu gelombang koas akan dilaksanakan jika kuota memenuhi syarat. Kuota atau jumlah pendaftar koas yang didapatkan berasal dari mahasiswa yang telah mendaftar. Jadi, antri yang dimaksud mungkin menunggu gelombang tersebut penuh karena dalam menunggu jumlah wisudawan yang mendaftar tahap profesi ini. Jika kuota dalam gelombang telah terpenuhi, maka rotasi koasistensi pun akan segera dilaksanakan tentunya.

Apakah benar kak kuota yang disediakan pun tidak sesuai dengan jumlah lulusan?
Jawaban:
Menurut kami hal tersebut masih wajar pada saat ini karena tahun-tahun sebelumnya jumlah penerimaan mahasiswa baru FKH UB pun masih sedikit, dankabarnya jumlah kuota mahasiswa PPDH akan ditambah lagi.

Apakah benar kak issue harus membayar Rp. 300 ribu hanya untuk ujian masuk PPDH saja, dan jika tidak lulus maka uang tersebut akan hilang serta harus menunggu 70 pendaftar ujian yang sebenarnya hanya diterima 40 mahasiswa? Setuju atau tidak sih kak jika diberlakukan aturan tersebut?
Jawaban:
Issue atau kabar yang krusial seperti itu harus ditanyakan langsung saja pada pihak yang paham yaitu bagian akademik yang mengurusi hal tersebut.
          Setuju atau tidaknya, jika ada alasan yang jelas untuk Rp. 300 ribu no problem dan menurut kami sekarang ini masalah sistem koasistensi semakin membaik sistemnya. Penting juga perlu ditanyakan uang tersebut untuk apa dan untuk kemana.

Apakah ada masalah kak jika biaya tahap koasistensi/PPDH saat ini lebih mahal dari gelombang-gelombang sebelumnya?
Jawaban:
          Menurut saya tidak masalah karena sistem terus membaik dan menunjang kegiatan koasistensi. Jika perlu ditanyakan pula uang tersebut untuk apa dan kemana. Sampai sekarang menurut pengalaman kami uang yang dibayarkan untuk biaya profesi digunakan untuk tempat-tempat yang kami tempati. Jika naik, wajar saja karena kabarnya jumlah SKS tahap profesi ini juga akan ditambah lagi jumlahnya.

Menurut undang-undang lembaga, ruang lingkup lembaga adalah seluruh civitas akademika FKH UB, dan mahasiswa PPDH termasuk civitas akademika FKH UB. Perlu atau tidak pihak BEM dan DPM turut memperjuangkan dan turut membantu kak?
Jawaban:
Mereka memang khusus untuk mahasiswa aktif FKH UB dan mahasiswa PPDH juga. Namun perlu dilihat juga masalahnya apa, karena tidak semua masalah dapat dicampur tangankan. Perlu tidaknya, perlu karena kita ini adalah kolega yang seharusnya saling membantu dan tentunya harus dengan cara dan alur yang benar.

Menurut kakak-kakak Mahasiswa FKH UB sekarang ini bagaimana sih kak? Sepengetahuan kakak bagaimana pendapat atau komentar tentang masalah yang sedang kami hadapi di FKH ini?
Jawaban:
          Wah kita udah pada ngga kenal dengan mereka. Pendapat tentang masalah karena masalah kalian kami pun juga sering tidak tahu tentang hal tersebut.

Mengapa tidak tahu kak? Masalah bukan sih kak jika hal seperti ini diteruskan?
Jawaban:
          Menurut kami kurang adanya kedekatan antara kita. Masalah atau bukan, tentu ini masalah besar karena kita adalah kolega, satu almamater dan dilahirkan dari rahim FKH yang sama pula. Ingin seperti universitas lain seperti UGM yang terkenal ikatan alumninya sangat kuat, tapi kita belum jadi alumni saja sudah tidak saling kenal. Seharusnya kesusahan-kesusahan kita ini menjadikan kita  sangatlah dekat dan ikatan kita seharusnys amat kuat dan erat. Bukan hanya dengan mahasiswa PPDH, namun alumnus lulusan dan civitas lainnya. Sekarang ini kami alumnus sedang merintis ikatan alumni FKH UB yang sudah kami bentuk yang diketuai oleh drh. Hartanto Yusufa.



Usaha dalam hal apa sih kak supaya kami dapat meningkatkan kekuatan hubungan kolegalitas kita?
Jawaban:
          Menurut kami dapat dilakukan dengan melibatkan kami pada kegiatan-kegiatan yang kalian lakukan dan kami dapat mendukung kegiatan tersebut. Sebenarnya kami selalu menyempatkan untuk hadir diacara kalian ketika kami diundang dengan mengutus perwakilan dari kami karena tidak semua dapat hadir dalam acara tersebut. Menjaga aturan dan budaya yang baik seperti 7S Non S, memperbaiki rasa memiliki dan cinta terhadap FKH UB.

Sebagai penutup karena kita masih kepo tentang Pendidikan Profesi Dokter Hewan, hal apa yang perlu kami persiapkan mulai dari sekarang?
Jawaban:
Hal yang perlu dipersiapkan adalah mental, pengalaman, dan kekompakan yang utama.
Jadi Sahabat Mak Can tidak perlu resah lagi oleh kabar-kabar yang berkaitan dengan Pendidikan Profesi Dokter Hewan. Pengalaman kakak tingkat harus menjadi pembelajaran untuk kita nantinya, bukan menjadi ketakutan kita. Terus pupuk rasa kebanggaan dan cinta kita terhadap fakultas kita Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya. Viva veteriner!!(NH/NMC)

Behind the Scene Inagurasi 2015 : Dari Giant Flag Hingga Para Pencari Hantu



Malang – Candida. Minggu 13 Desember kemarin,angkatan 2015 FKH UB dengan nama angkatan DNA melaksanakan Inagurasi 2015 bertempat di Gazebo FKH UB dengan open gate pada pukul 16.30 WIB.  Keseruan yang tersaji pada Malam Puncak Inagurasi 2015 tersebut dirasakan oleh semua angkatan FKH UB yang hadir disana. Para punggawa DNA yang notabene baru pertama kalinya menyusun sebuah kepanitiaan dibawah naungan Kampus Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya membuktikan bahwa mereka sanggup membuat acara yang besar sekelas inagurasi tersebut.
Fakta menarik  pertama dari Inagurasi DNA kali ini adalah dengan minimnya persiapan mereka namun suksesmenghasilkan konsep yang matang. Persiapan Inagurasi 2015 ini lebih kurang 2 bulan. Pada 1 bulan pertama konsep acara sudah disiapkan, namun karena banyak kendala akhirnya pada H-1 bulan konsep acara diubah seluruhnya. Untuk persiapan penampilan pada malam itu hanya dilaksanakan  H-1 minggu ujar Gurman, Kapel Inagurasi 2015. H-1 minggu,bisa dibayangkan seberapa keras perjuangan mereka sehingga dapat menampilkan penampilan seperti pada Inagurasi 2015 ini. Give Applause for DNA!!
Tidak hanya itu, Inagurasi kali ini juga memberi kejutan dari propertinya, yaitu adanya pengibaran Giant Flag yang bertuliskan “KH Maju” dengan ukuran sangat besar. Giant Flag sukses membuat Kolega KH terperanggah kagum. Giant Flag sendiri belum pernah ditampilkan sejak angkatan 2008 dan akhirnya terwujud pada angkatan 2015 ini. Menurut Gurman, keberadaan Giant Flag pada malam itu berdasarkan masukan dari Syaifuddin (2012A),yang saat itu menjabat sebagai Kapel Krima 2015, pada saat itu pula ide itu dikemukakan,angkatan 2015 juga setuju karena memang KH belum memilki Giant Flag sebelumnya. Finally, pengibaran Giant Flag pertama KH dilakukan pada malam inagurasi tersebut. Mak Can menemukan sesuatu yang menarik saat pengibaran Giant Flag tersebut. Ternyata pemasangan Giant Flagcukup membutuhkan banyak persiapan dibandingkan properti lainnya. Sehubungan dengan persiapan ini, Mak Canlangsung menemui Koordinator Perkap Inagurasi 2015,yaitu Hezah Fajar mengingat teman-teman dari Perkap merupakan orang-orang yang berurusan langsung dengan pengibaran Giant Flag ini.  Persiapan  yang mungkin paling melelahkan adalah saat pemasangan Giant Flag,soalnya kita sudah memasang pada H-3 acara,pada saat itu Giant Flagnya sudah terpasang,namun masih belum berhasil membuat Giant Flag-nya jalan dari depan panggung ke tengah panggung. Dengan beberapa kali percobaan, akhirnya tali pengikat Giant Flag-nya malah putus. Mau tidak mau, harus diturunkan lagi,lalu dijahit ulang dan dicoba untuk dipasang lagi H-1 sekitar pukul 10 malam,dimulai dari membuat relnya dari tali, disimpul sana-sini dengan bantuan anak-anak hingga Kak Hendri juga turut membantu dengan memanjat ke atap gazebo. Pemasangan Giant Flag selesai pukul 02.00, dini hari itu juga sebenarnya Giant Flag akan diuji cobakan, namun karena sudah kelelahan akhirnya dengan modal doa,Giant Flag tidak diuji coba. Doa panitia pundikabulkan, pada hari H Giant Flag dapat terbuka sempurna”.   Wah,ini salah satu contoh bahwa berdoa setelah ikhtiar itu didengar Allah  ya Sahabat Mak Can, jadi jangan sampai lupa berdoa.
Pada hari H Mak Can melihat penampakan aneh di gazebo-gazebo kecil disamping panggung utama, yaitu adanya kasur yang berjejeran, seperti kasur anak-anak asrama. Setelah Mak Can interogasi Ketua Pelaksana Inagurasi 2015 ternyata itu adalah kasur para panitia yang  menginap demi acara ini. Duhtotalitas ya rek.Ketika Mak Can tanya apakah ada yang melihat penampakan. Gurman justru menjawab, ”Engga kok kak,malah malam itu ketika sebagian anak-anak cowok sudah tidur,ada sebagian anak memutar lagu Lingser Wengi menggunakan speaker. Malah ada juga beberapa yang keliling UB untuk mencari penampakan”. Waduh, untung saja hantunya tidak sengaja menampakkan diri karena dicari ya. Kalau saja hantunya memiliki prisip “Jangan sengaja pergi untuk dicari,berjuang tak sebercanda itu “,mungkin akan berbeda cerita.
Setelah Mak Can mendengar kejadian-kejadian menarik dari Gurman, Mak Can penasaran,apa sih prinsip yang Gurman terapkan sehingga dengan persiapan mepet, properti yang susah diatur, sudah pasti pada umumnya orang akan merasa sangat putus asa. Gurman menjawab,”Intinya adalah menjaga  komunikasi kak, komunikasi antar panitia,komunikasi antar divisi, komunikasi dengan SC. Itu yang selalu aku sampaikan pada teman-teman kak”. Komunikasi rek,komunikasi. Sama halnya dengan hubungan rek,sejauh apapun itu, sesusah apapun itu,intinya menjaga komunikasi. Dengan komunikasi yang baik,semuanya pasti akan berjalan baik. Duh,Mak Can jadi baper (red: istilah yang banyak digunakan anak muda saat ini),mafkan.
Sebagai penutup celotehan Mak Can kali ini, Mak Can  dan segenap Redaksi Buletin Suaka serta crew Persma Candida lainnya mengucapkan terima kasih atas pertunjukkan luar biasa dalam Inagurasi 2015. Selamat datang di kampus perjuangan, Universitas Brawijaya, selamat datang di ranah ungu,ranahnya veteriner, Kampus Kedokteran Hewan  Universitas Brawijaya kepada DNA.  Salam Mak Can~ (NR)

Sosok: “SAM EDY” Part.1

Dalam rubrik sosok kali ini Mak Can akan mengajak kolega untuk mengenal lebih dekat dengan salah satu kolega Mak Can yang tentunya tidak asing lagi bagi seluruh civitas FKH UB. Seorang sosok yang baru-baru ini terpilih sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.Dia adalah “Eki Bahtiar, Mahasiwa FKH UB angkatan 2013.
Eki Bahtiar lahir di Bondowoso pada tanggal 16 Januari 1996. Bungsu dari 2 bersaudara ini, memang tergolong mahasiswa yang cukup aktif sejak awal melangkahkan kaki di FKH UB, pada saat menjadi mahasiswa baru (2013) Ia terpilih sebagai ketua pelaksana Inagurasi atau penutupan PKKMABA dan KRIMA, selain itu Ia juga termasuk mahasiswa baru (2013) yang berkesempatan mengikuti SKB atau Sekolah Kebangsaan Brawijaya. Organisasi yang diikutinya juga cukup banyak diantaranya yaitu, sebagai staff kementrian PSDM BEM FKH UB selama dua periode, anggota IMPROVE divisi KERTAS, Ia juga tergabung dalam AWEI (Animal Welfare Education for Indonesia) suatu organisasi yang bergerak dalam bidang edukasi yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan, dan masih banyak lagi organisasi maupun kepanitiaan yang pernah diikutinya.
Sosok yang paling berpengaruh terhadap kehidupan dan karir Eki hingga bisa seperti saat ini adalah ibu atau yang biasa ia sapa dengan sebutan mama, seorang motivator hidup yang sangat luar biasa baginya.”Mama bukan hanya sekedar orang tua dan panutan bagi saya, namun beliau juga bisa menjadi sahabat dalam hidup saya. Dimana saat saya memiliki masalah, saran dan masukan beliau cukup objektif, membantu dan menenangkan” tutur Eki saat berbincag dengan Mak Can beberapa hari yang lalu. Selain mamanya yang merupakan motivator hidupnya, Eki sangat mengidolakan Al Zahrawi, seorang tokoh Islam yang memiliki kiprah di bidang medis dan merupakan pioner dari perkembangan-perkembangan dunia media di dunia. Tokoh lain yang juga sangat Ia idolakan adalah Bung Karno, seorang pejuang, presiden pertama Indonesia yang sangat inspiratif dan penuh strategi dalam kepemimpinannya.
Berbicara tentang terpilihnya Eki sebagai Presiden BEM FKH UB 2016, hal yang memotivasi Eki untuk menjadi Presiden BEM FKH UB sendiri adalah untuk mengkapasitasisoft skill dan juga memperbanyak link baik di bidang kemahasiswaan atau organisasi, akademik dan bidang lainnya. Dalam karirnya saat ini Eki memiliki  motto,”Jangan menjadikan keberadaanku antara ada dan tiada” yang artinya ”Saya ingin memiliki pengaruh dan manfaat untuk orang lain sehingga saya dapat menjadi garda terdepan untuk pembangunan FKH UB yang lebih baik lagi  untuk kedepannya”.
Sebagai preisden baru yang belum dilantik secara resmi, Eki dan wakilnya yaitu Dicky Yoga Pratama memiliki sebuah visi “Go to Change for Existance” yang artinya adalah ingin melakukan gebrakan-gebrakan inovatif agar dapat menunjukkan eksistensi FKH UB baik di ranah internal maupun eksternal Universitas Brawijaya. Untuk misi sendiri Eki dan Dicky memiliki 5 point utama yaitu: Meningkatkan rasa cinta dan peduli kolegium Kedokteran Hewan UB; Merumuskan kurikulum kaderisasi kolegium secara terprogram; Meningkatkan kiprah mahasiswa di IMAKAHI  dan eksternal UB, Mengintegrasikan dan mengefektifkan proker BEM serta Bekerjasama dengan legislatif untuk terlaksananya sarah sehan terprogram.Disamping itu, program yang ingin dilakukan untuksatu tahun kedepan juga cukup banyak yang diantaranya ingin merintis VEC, program kaderisasi dalam UU, seminar profil lulusan, carier count, sponsorship kolegium, festival hewan sehat, integrasi proker lembaga dan sarah sehan terprogram.
Sejalan dengan kepemimpinan yang akan diembannya satu tahun kedepan, Eki sangat mengharapkan dukungan dari segenap kolega dan civitas FKH UB. Eki berharap untuk kedepannya semua mahasiswa lebih pro-aktif karena pada dasarnya peran yang akan dijalankannya itu hanyalah sebagai inisiator dan konseptor. Menurut Eki program yang akan dicanagkan pada periode kepemimpinannya tidak akan berjalan jika tidak ada dukungan dari seluruh kolega. Untuk itu, secara pribadi Eki mengajak seluruh kolega untuk dapat berkontribusi aktif dalam kabinet KOORDINATIVE 2016 demi kemajuan bersama karena tanpa kolega semua KOORDINATIVE tidak akan berarti apa-apa.
Super sekali memang kolega Mak Can yang satu ini, semangatnya layak diacungi jempol. Atas nama Candida,Mak Can mengucapkan selamat atas terpilihnya SAM EDY (Eki dan Dicky) sebagai Presiden dan Wakil presiden terpilih FKH UB 2016. Semoga komitmennya dapat selalu terjaga dan dapat menjadi panutan segenap kolega FKH UB. “Amanah tidak akan pernah salah memilih pundak untuk menyandarkan tanggung jawab”. (FH)