Akhir masa rotasi Pendidikan
Profesi Dokter Hewan/PPDH yang akan segera dikepal dalam genggaman tidak menyusutkan
aliran deras semangat alumnus FKH UB YLA, BAS, DA, WP, dan MK yang sedang
terlihat sibuk beraktivitas di Klinik Pendidikan Dokter Hewan FKH UB.
Terlihat padatnya kegiatan yang harus
dilakukan hingga teman-teman mahasiswa aktif S1 FKH UB menganggap bahwa tahap pendidikan
profesi atau koasistensi menjadi “The
mostdifficult step” dalam perjuangan mendapatkan gelar Dokter Hewan.
Anggapan tersebut didapatkan dari issue
yang beredar dan pengamatan yang mereka lihat di lingkungan FKH UB ketika kakak
tingkat sedang melakukan rotasi PPDH di lingkungan sekitar mereka yaitu daerah
Gazebo Klinik atau Gazebo Beringin. Waktu senggang pun terlihat begitu sedikit,
keeksisan diri mulai berkurang dan
terlihat sering kali berkumpul dengan pembahasan serta diskusi hebat disekitar
kita. Ditambah issue mekanisme PPDH
yang kurang normal, nominal biaya PPDH yang tidak murah, aturan PPDH yang baru
lebih tidak masuk akal, dan lain-lain. Pertanyaan demi pertanyaan mulai
bermunculan mengenai tahap pendidikan profesi atau kerennya dengan sebutan
“Koas” ini, terutama mahasiswa tingkat akhiryang paling kepo karena telah tiba masanya. Karena kesibukan yang luar biasa
pada tahap pendidikan profesi ini, juga muncul anggapan dari teman-teman
mahasiswa bahwa ikatan mahasiswa aktif dengan para alumnus baik PPDH atau bukan
kurang erat. Bener ngga sih??? Iya ngga sih???
Dikarenakan telinga Mak Can yang
lebar mendengar desahan-desahan khawatir yang tak berujung, maka Mak Caningin
sekali membantu merubah kegelisahan tersebut menjadi semangat. Yuk mari simak
perbincangan Mak Can dengan responden alumnus-alumnus Sarjana FKH UB yang
sedang menjalani tahap profesi atau koasistensi ini.
Menurut
pengalaman kakak-kakak, mekanisme PPDH itu bagaimana sih kak? Apakah benar harus mengantri lama terlebih dahulu baru
bisa mendapat kesempatan PPDH?
Jawaban:
Sepengetahuan kami dari
tahun-ketahun mekanisme koasistensi selalu berubah dan pasti ada mekanisme baru
yang mengarah ke hal yang baik, positif dan terus melakukan perbaikan tentunya.
Seperti rotasi yang kami jalani meliputi berbagai tempat dan bidang, seperti
industri, berbagai laboratorium dari mulai biomolekuler, reproduksi, patologi,
mikrobiologi, virologi, kesehatan masyarakat veteriner, sampai laboratorium-laboratorium
lain, Dinas Rumah Potong Hewan, balai karantina, beberapa klinik-klinik hewan,
dan rumah sakit hewan.
Apakah harus mengantri terlebih
dahulu? Sebenarnya dalam satu gelombang koas akan dilaksanakan jika kuota
memenuhi syarat. Kuota atau jumlah pendaftar koas yang didapatkan berasal dari
mahasiswa yang telah mendaftar. Jadi, antri yang dimaksud mungkin menunggu
gelombang tersebut penuh karena dalam menunggu jumlah wisudawan yang mendaftar
tahap profesi ini. Jika kuota dalam gelombang telah terpenuhi, maka rotasi
koasistensi pun akan segera dilaksanakan tentunya.
Apakah benar kak
kuota yang disediakan pun tidak sesuai dengan jumlah lulusan?
Jawaban:
Menurut kami hal tersebut masih
wajar pada saat ini karena tahun-tahun sebelumnya jumlah penerimaan mahasiswa
baru FKH UB pun masih sedikit, dankabarnya jumlah kuota mahasiswa PPDH akan
ditambah lagi.
Apakah benar kak
issue harus membayar Rp. 300 ribu
hanya untuk ujian masuk PPDH saja, dan jika tidak lulus maka uang tersebut akan
hilang serta harus menunggu 70 pendaftar ujian yang sebenarnya hanya diterima
40 mahasiswa? Setuju atau tidak sih
kak jika diberlakukan aturan tersebut?
Jawaban:
Issue
atau kabar yang krusial seperti itu harus ditanyakan langsung saja pada pihak
yang paham yaitu bagian akademik yang mengurusi hal tersebut.
Setuju
atau tidaknya, jika ada alasan yang jelas untuk Rp. 300 ribu no problem dan menurut kami sekarang ini
masalah sistem koasistensi semakin membaik sistemnya. Penting juga perlu
ditanyakan uang tersebut untuk apa dan untuk kemana.
Apakah ada
masalah kak jika biaya tahap koasistensi/PPDH saat ini lebih mahal dari
gelombang-gelombang sebelumnya?
Jawaban:
Menurut
saya tidak masalah karena sistem terus membaik dan menunjang kegiatan
koasistensi. Jika perlu ditanyakan pula uang tersebut untuk apa dan kemana.
Sampai sekarang menurut pengalaman kami uang yang dibayarkan untuk biaya
profesi digunakan untuk tempat-tempat yang kami tempati. Jika naik, wajar saja
karena kabarnya jumlah SKS tahap profesi ini juga akan ditambah lagi jumlahnya.
Menurut
undang-undang lembaga, ruang lingkup lembaga adalah seluruh civitas akademika
FKH UB, dan mahasiswa PPDH termasuk civitas akademika FKH UB. Perlu atau tidak
pihak BEM dan DPM turut memperjuangkan dan turut membantu kak?
Jawaban:
Mereka memang khusus untuk
mahasiswa aktif FKH UB dan mahasiswa PPDH juga. Namun perlu dilihat juga
masalahnya apa, karena tidak semua masalah dapat dicampur tangankan. Perlu
tidaknya, perlu karena kita ini adalah kolega yang seharusnya saling membantu dan
tentunya harus dengan cara dan alur yang benar.
Menurut
kakak-kakak Mahasiswa FKH UB sekarang ini bagaimana sih kak? Sepengetahuan kakak bagaimana pendapat atau komentar
tentang masalah yang sedang kami hadapi di FKH ini?
Jawaban:
Wah kita udah pada ngga kenal dengan mereka. Pendapat tentang masalah karena masalah
kalian kami pun juga sering tidak tahu tentang hal tersebut.
Mengapa tidak
tahu kak? Masalah bukan sih kak jika
hal seperti ini diteruskan?
Jawaban:
Menurut
kami kurang adanya kedekatan antara kita. Masalah atau bukan, tentu ini masalah
besar karena kita adalah kolega, satu almamater dan dilahirkan dari rahim FKH
yang sama pula. Ingin seperti universitas lain seperti UGM yang terkenal ikatan
alumninya sangat kuat, tapi kita belum jadi alumni saja sudah tidak saling
kenal. Seharusnya kesusahan-kesusahan kita ini menjadikan kita sangatlah dekat dan ikatan kita seharusnys
amat kuat dan erat. Bukan hanya dengan mahasiswa PPDH, namun alumnus lulusan
dan civitas lainnya. Sekarang ini kami alumnus sedang merintis ikatan alumni
FKH UB yang sudah kami bentuk yang diketuai oleh drh. Hartanto Yusufa.
Usaha dalam hal
apa sih kak supaya kami dapat
meningkatkan kekuatan hubungan kolegalitas kita?
Jawaban:
Menurut
kami dapat dilakukan dengan melibatkan kami pada kegiatan-kegiatan yang kalian
lakukan dan kami dapat mendukung kegiatan tersebut. Sebenarnya kami selalu
menyempatkan untuk hadir diacara kalian ketika kami diundang dengan mengutus
perwakilan dari kami karena tidak semua dapat hadir dalam acara tersebut.
Menjaga aturan dan budaya yang baik seperti 7S Non S, memperbaiki rasa memiliki
dan cinta terhadap FKH UB.
Sebagai penutup
karena kita masih kepo tentang Pendidikan Profesi Dokter Hewan, hal apa yang
perlu kami persiapkan mulai dari sekarang?
Jawaban:
Hal yang perlu dipersiapkan adalah mental,
pengalaman, dan kekompakan yang utama.
Jadi Sahabat Mak Can tidak perlu
resah lagi oleh kabar-kabar yang berkaitan dengan Pendidikan Profesi Dokter
Hewan. Pengalaman kakak tingkat harus menjadi pembelajaran untuk kita nantinya,
bukan menjadi ketakutan kita. Terus pupuk rasa kebanggaan dan cinta kita terhadap
fakultas kita Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya. Viva veteriner!!(NH/NMC)