.

Friday, November 27, 2015

Live Report Ekspedisi Global: Surga Bali Barat



Surga, kata ini tepat untuk mendeskripsikan keadaan Taman Nasional Bali Barat. Rimbunnya hutan, satwa liar dan kearifan lokal yang harmoni menjadikannya surga Pulau Dewata. Selain keindahan, Taman Nasional Bali Barat juga memiliki suasana yang tenang, hal ini berbeda dengan kawasan wisata di Bali yang padat pengunjung.
Selain keindahan alam, Taman Nasional Bali Barat juga memiliki keanekaragaman hayati yang meliputi berbagai macam ekosistem, anatara lain hutan mangrove,hutan pantai, hutan hujan dataran rendah, evergreen forest dan savana. Keragaman flora dan fauna di tempat ini terdiri dari 176 jenis flora, 17 jenis mamalia dan 160 jenis aves. Berdasarkan ketinggian tempat, kawasan TNBB dibagi menjadi 2 ekosistem, dintaranya: ekosistem darat yang meliputi ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan pantai, ekosistem hutan musim, ekosistem hutan hujan dataran rendah, ekosistem evergreen, ekosistem savana dan ekosistem river rain forest. Selain itu ada ekosistem laut yang meliputi ekosistem coral reef, ekosistem pantai berpasir, ekosistem laut dangkal dan laut dalam serta ekosistem padang lamun. Semua aset didalam taman nasional ini dilindungi pemerintah melalui polisi hutan dan para PEH (Pengendali Ekosistem Hutan).
Selain keindahan alam, pada TNBB juga terdapat beberapa satwa langka yang hidup di Taman Nasional Bali Barat. Jenis fauna langka yang terdapat di TNBB diantaranya adalah jalak bali (leucopsar rothsschildi), kancil (Tragulus javanicus), dan biawak (Varanus salvator). Beberapa satwa tersebut berstatus langka dan dilindungi. Beberapa satwa liar tersebut dapat dijumpai pada pos pengamatan Lampu Merah yang merupakan area pelepasliaran.
Sepanjang jalan menuju konservasi hutan pantai di TNBB dapat dijumpai monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung (Trachypithecus auratus) seakan akan menyambut pengunjung yang datang. Pada kepercayaan masyarakat sekitar, monyet ekor panjang adalah hewan yang disakralkan. Oleh karena itu masyarakat sekitar memperlakukan monyet ini dengan baik, sehingga monyet-monyet ini pun tidak agresif ketika bertemu dengan manusia.
Selain konservasi in-situ, pada TNBB terdapat konservasi ek-situ berupa penangkaran. Terdapat penangkaran burung jalak bali yang merupakan satwa endemik Pulau Dewata dan merupakan salah satu satwa langka  Indonesia. Menurut data yang didapat dari petugas PEH, saat ini terdapat 12 ekor burung jalak bali yang ditangkarkan. Burung-burung di penangkaran ini akan dilepasliarkan di kawasan TNBB guna menjaga keseimbangan ekosistem di alam.
Tiada jalan tanpa rintangan, begitu pula dalam hal usaha konservasi. Terdapat kendala yang dialami pengurus TNBB dalam usahanya melakuan konservasi alam. Salah satu kendala yang dialami adalah maraknya perdagangan satwa liar. Karena hal ini, banyak satwa dari Taman Nasional Bali Barat yang menjadi korban. Satwa-satwa yang akan dijual ditangkap dengan cara meracuni kubangan air yang biasa digunakan satwa untuk minum, sehingga ketika satwa sasaran pingsan dapat dengan mudah dibawa keluar dari kawasan taman nasional melalui lahan yang berdekatan dengan kawasan taman nasional.
Selain perdagangan liar, kurangnya tenaga veteriner yang  menetap di kawasan taman nasional juga menjadi kendala. Hal ini berakibat pada banyaknya hewan yang mati akibat terlambatnya bantuan medis. Oleh kerena itu, seharusnya terdapat dokter hewan yang menetap di kawasan taman nasional. Selain mengobati satwa yang terluka, dokter hewan tersebut dapat mengurangi potensi zoologi dari satwa liar. (HS)

0 comments:

Post a Comment