Si penghisap
darah (PMI) kembali lagi ke tengah-tengah padatnya aktivitas Laskar Panji Ungu
dengan membawa kantong-kantong penuh harapan. Dimana praktikum, laporan dan
rapat menjadi asupan wajib bagi para pengukir Laskar Panji Ungu, sebut saja Mahasiswa
FKH UB. Mahasiswa yang katanya kaum intelektual yang mempunyai semangat
perubahan dan perbaikan di segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan sosial
dibuktikan dengan berpartisipasi dalam kegiatan ini salah satunya. Aksi sosial
BEM Responsive FKH UB yang ditangani oleh Kementerian Advokasi dan Sosial
bekerjasama dengan tim Palang Merah Indonesia Malang kembali digelar di gedung
C10 – Selasa (17/11). Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat FKH UB,
dari mulai mahasiswa sebagai sasaran utama, seluruh dosen dan karyawan, serta
lingkungan FKH UB.
Terlaksananya
aksi sosial donor darah ini merupakan salah satu agenda sosial dalam program
kerja wajib Kementerian Advokasi dan Sosial BEM FKH UB yang dilaksanakan rutin dua
kali dalam satu periode. Ketua pelaksana Aulia Rahadian mengatakan, “jiwa-jiwa mahasiswa yang memiliki semangat
perubahan dan perbaikan di aspek sosial akan kembali diuji disini”
ungkapnya dengan nada tawa yang khas.Kabar bahagianya, tidak sedikit mahasiswa FKH
UB walau dengan peliknya kegiatan yang sedemikian padat ternyata masih peduli
dengan masalah lingkungan sosial disekelilingnya, yaitu kebutuhan darah yang
menyangkut keselamatan jiwa manusia. Hal ini pun menjadi apresiasi yang diakui oleh
pihak PMI bahwasanya Malang pertahunnya membutuhkan 5000 kantung darah dan akan
terus bertambah setiap tahunnya dan ternyata mahasiswalah sebagai penyumbang
donor darah terbesar.Give a plause
yuk Mak Can!
Bicara
mengenai kesibukan, mahasiswa angkatan 2014 Grahadenata Hana P atau akrab
disapa Deden sengaja menyempatkan waktu kuliahnya demi berpartisipasi dalam
acara donor darah kali ini. Deden bersama beberapa peserta lain juga mengaku
bahwa donor darah kali ini bukan pertama kalinya, melainkan sudah keenam
kalinya. Woow jangan kalah Mak Can!.
Lucunya,bagi Ovianti Dwi Antari salah satu mahasiswa FKH UB yang biasa
dipanggil Ovi memiliki alasan yang unik untuk mengikuti kegiatan donor darah
kali ini, “mahasiswa itu sok sibuk
ngakunya hanya memiliki waktu yang terbatas, apalagi masalah uang sangat
terbatas pastinya. hehe. Yaa cuma darah yang bisa diberikan untuk orang lain”
katanya mantap.
Kegiatan
yang dimulai pukul 09.00 WIB ini berakhir tepat pada pukul 12.00 WIB. Alhasil,
penghisap darah PMI membawa 38 kantong darah dari Laskar Panji Ungu. Lebih dari
40 orang Mahasiswa FKH UB yang ingin mendonorkan darahnya namun tidak memenuhi
syarat yang ditentukan seperti berat badan harus >45 kg, cukup tidur,
sarapan, tensi darahharus normaldan kadar hemoglobin darah harus mencukupi.
Apakah hal ini bisa dimaklumi oleh Mak Can? jawabannya ada dalam diri kita.
Menurut Anandya Ardhi Negara, mahasiswa FKH UB yang berhasil mendonorkan darah
pada acara kali ini memang harus ada persiapan yang cukup untuk bisa transfusi
darah. Mahasiswa yang akrab disapa Ardhi ini juga memberikan tips untuk Mak Can agar bisa melakukan
donor darah meski kegiatan dan aktivitas bertumpuk banyaknya. Pertama,
istirahat cukup dengan mulai menyicil tugas dan tidak menunda pekerjaan pada
hari-hari sebelumnya, tidak banyak pikiran, membuat kondisi tubuh dan hati
nyaman, serta makan yang cukup. Pengalaman ini, Ardhi dapatkan karena ternyata dia
juga sempat ditolak saat berniat donor darah.
Wah ternyata banyak
juga ya kolega FKH UB yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Tapi harus ingat,
jiwa yang berakhlak tidak hanya dibuktikan dengan donor darah saja ya. Masih
banyak sekali hal yang bermanfaat untuk sesama dapat kita lakukan. So, tingkatkan terus rasa kepedulian
kita terhadap lingkungan sekitar kolega! (NH)
0 comments:
Post a Comment