Pernahkah orang tua anda mengoleskan getah jarak saat anda terluka? Ya,
sejak dahulu masyarakat Indonesia sudah akrab dengan tanaman ini untuk
menyembuhkan luka. Ditengah serbuan produk benang jahit operasi
dari Cina, India dan Eropa, mahasiwa-mahasiswi bimbingan drh. Tiara Widyaputri ini memanfaatkan
getah jarak untuk dijadikan benang operasi melalui Program Kreativitas
Mahasiswa Bidang Karsa Cipta 2015 dengan judul “JOS (Jatropha Operation Suture): Inovasi Benang Jahit Operasi berbahan
Gel Jatropha multifida”.
Ketua tim Siti
Nurjannah (Kedokteran Hewan, 2011)
menceritakan ide pembuatan benang operasi tersebut berasal dari kucing yang ia
bedah dalam praktikum mengalami radang setelah empat hari sehingga
kesembuhannya lama. Ia dan temannya pun menggagas ide untuk membuat benang
operasi yang tidak menyebabkan radang. Berdasarkan
analisa bahan, diketahui getah jarak mengandung senyawa anti radang dan anti
nyeri yang tidak hanya dapat menutup luka juga dapat membantu kesembuhan luka
lebih efektif dari benang jahit operasi lainnya.
Ketika ditemui Candida, tim dengan anggota Andri Julianto (Kedokteran
Hewan, 2011), Yumeida Noor Ilma (Kedokteran Hewan, 2011), Ahmad Aufal Marom
(Teknik Industri, 2013) dan Mohamad Rifan (Hukum, 2013) sedang melakukan
pembuatan benang. Metodenya diadopsi dari penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Bahan
benang jahit operasi JOS yang terdiri dari getah jarak, polivinil alkohol, asam
glikolat, akuades dan asam sitrat dicampur lalu diaduk hingga homogen dengan
panas 70oC. Larutan kemudian dicetak dan didiamkan hingga kering.
Setelah itu dilakukan uji kualitas dengan melakukan uji tarik, uji FT-IR dan
uji kelarutan.
Hasil uji kekuatan dengan uji tarik sebesar 8 Newton tersebut lebih kuat
dibandingkan benang komersil sebesar 5,2 Newton. Hasil dari uji FT-IR
menunjukkan gugus fungsi karbonil, gugus alkana, dan gugus hidroksil sehingga
mempunyai sifat mudah terbiodegradasi. Ini artinya benang dapat terdegradasi
dalam tubuh dan menghasilkan produk akhir yang tidak beracun. Adapun untuk uji
kelarutan, sampel dapat larut sempurna dalam PBS setelah 12 hari. Bahan ini
akan terus dirancang memenuhi syarat sifat fisik sesuai SNI 16-3346-1994
tentang “Benang Operasi Terserap Sekali Pakai” dan USP 29-NF 24 tentang standar
produk benang.
Jannah menerangkan biaya pokok produksi untuk seutas benang berukuran 70
cm hanya sekitar Rp. 10.000. Harga ini tentu lebih murah dibandingkan benang
impor yang harganya 200.000 per 70 cm. Ia menambahkan benang getah jarak ini
masih harus melalui beberapa proses penyempurnaan dan pengujian. “Kami akan melakukan uji daya simpan atau
kadaluarsa dan uji reaksi jaringan” terangnya. Ia berharap kedepan
Indonesia tak perlu impor benang jahit operasi lagi. (SNJ)
boleh liat laporan penelitiannya gak kak?? :) thanks
ReplyDelete