.

Saturday, June 20, 2015

Ada Jarak Dalam Luka



Pernahkah orang tua anda mengoleskan getah jarak saat anda terluka? Ya, sejak dahulu masyarakat Indonesia sudah akrab dengan tanaman ini untuk menyembuhkan luka. Ditengah serbuan produk benang jahit operasi dari Cina, India dan Eropa, mahasiwa-mahasiswi bimbingan drh. Tiara Widyaputri ini memanfaatkan getah jarak untuk dijadikan benang operasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta 2015 dengan judul “JOS (Jatropha Operation Suture): Inovasi Benang Jahit Operasi berbahan Gel Jatropha multifida”.


Ketua tim Siti Nurjannah (Kedokteran Hewan, 2011) menceritakan ide pembuatan benang operasi tersebut berasal dari kucing yang ia bedah dalam praktikum mengalami radang setelah empat hari sehingga kesembuhannya lama. Ia dan temannya pun menggagas ide untuk membuat benang operasi yang tidak menyebabkan radang. Berdasarkan analisa bahan, diketahui getah jarak mengandung senyawa anti radang dan anti nyeri yang tidak hanya dapat menutup luka juga dapat membantu kesembuhan luka lebih efektif dari benang jahit operasi lainnya.
Ketika ditemui Candida, tim dengan anggota Andri Julianto (Kedokteran Hewan, 2011), Yumeida Noor Ilma (Kedokteran Hewan, 2011), Ahmad Aufal Marom (Teknik Industri, 2013) dan Mohamad Rifan (Hukum, 2013) sedang melakukan pembuatan benang. Metodenya diadopsi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahan benang jahit operasi JOS yang terdiri dari getah jarak, polivinil alkohol, asam glikolat, akuades dan asam sitrat dicampur lalu diaduk hingga homogen dengan panas 70oC. Larutan kemudian dicetak dan didiamkan hingga kering. Setelah itu dilakukan uji kualitas dengan melakukan uji tarik, uji FT-IR dan uji kelarutan.
Hasil uji kekuatan dengan uji tarik sebesar 8 Newton tersebut lebih kuat dibandingkan benang komersil sebesar 5,2 Newton. Hasil dari uji FT-IR menunjukkan gugus fungsi karbonil, gugus alkana, dan gugus hidroksil sehingga mempunyai sifat mudah terbiodegradasi. Ini artinya benang dapat terdegradasi dalam tubuh dan menghasilkan produk akhir yang tidak beracun. Adapun untuk uji kelarutan, sampel dapat larut sempurna dalam PBS setelah 12 hari. Bahan ini akan terus dirancang memenuhi syarat sifat fisik sesuai SNI 16-3346-1994 tentang “Benang Operasi Terserap Sekali Pakai” dan USP 29-NF 24 tentang standar produk benang.
Jannah menerangkan biaya pokok produksi untuk seutas benang berukuran 70 cm hanya sekitar Rp. 10.000. Harga ini tentu lebih murah dibandingkan benang impor yang harganya 200.000 per 70 cm. Ia menambahkan benang getah jarak ini masih harus melalui beberapa proses penyempurnaan dan pengujian. “Kami akan melakukan uji daya simpan atau kadaluarsa dan uji reaksi jaringan” terangnya. Ia berharap kedepan Indonesia tak perlu impor benang jahit operasi lagi. (SNJ)

1 comment: