.

Tuesday, August 4, 2015

Road to Candida’s Reborn: Apa Pentingnya No S?

          Senyum,  Salam,  Sapa,  Sopan,  Santun,  Semangat,  Sigap  dan  No  Smoking  merupakan kepanjangan  dari  7SNoS  yang  selalu  dikenalkan  kepada  mahasiswa  baru  dalam  Pengenalan Kehidupan  Kampus  Mahasiswa  Baru  atau  PK2MABA.  7SNoS  seharusnya  sudah  menjadi kebiasaan  setiap  pribadi  dalam  lingkup  FKH  UB,  tetapi  apakah  semua  sudah  melaksanakannya? Sudahkan  mengerti  pentingnya  7SNoS?  Tujuan  7S  pastilah  semua  Sahabat  Mak  Can  mengerti yaitu  character  building,  dimana  dengan  7S  kita  dapat  menjaga  kolegalitas  ataupun kesinergisan antar angkatan ataupun dengan karyawan dan dosen di FKH UB.
                Kali ini Mak Can akan lebih membahas tentang NoS, yang kemungkinan banyak diantara Sahabat Mak Can yang masih berfikir kenapa harus ada No Smoking. Salah satu yang terpenting adalah  untuk  menjaga  kesehatan,  dengan  praktikum  yang  hampir  setiap  hari  dan  laporan  yang menumpuk  pasti  tidak  ada  kesempatan  untuk  sakit.  Dalam  perkuliahan  yang  berbasis  medical, tentu kita juga sudah mengenal tentang fisiologi organ pernapasan dan kerugian apabila merokok. Nikotin  adalah  senyawa  kimia  organik  kelompok  alkaloid  yang  dihasilkan  secara  alami pada  berbagai  macam  tumbuhan,  terutama  suku  terung-terungan  (Solanaceae)  seperti  tembakau dan  tomat. 
                Nikotin  berkadar  0,3  sampai  5,0%  dari  berat  kering  tembakau  berasal  dari  hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun. Nikotin berpotensi sebagai racun saraf dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida dalam konsentrasi tinggi. "Tar"  adalah    istilah  yang  digunakan  untuk  menggambarkan  bahan  kimia  beracun  yang ditemukan dalam rokok. Konsentrasi tar dalam rokok terbagi menjadi tiga tingkat:
  • ·         High-tar rokok mengandung sedikitnya 22 miligram (mg) dari tar
  • ·         Medium-tar rokok dari 15 mg sampai 21 mg
  • ·         Rendah-tar rokok 7 mg atau kurang dari tar

                Filter  rokok  pertama  kali  ditambahkan  untuk  rokok  pada  tahun  1950  ketika  diketahui bahwa tar dalam rokok berpotensi pada peningkatan risiko kanker paru-paru. Idenya adalah bahwa filter akan menjebak tar, tetapi hasilnya tidak sebaik sebagaimana yang diharapkan. Racun masih terbentuk dan masuk ke paru-paru perokok. Dalam bentuk padat, tar berwarna cokelat, lengket dan mudah menempel. Penyebab  gigi seorang perokok menjadi cokelat. Bayangkan noda lengket  itu menetap ke jaringan merah halus dari paru-paru. Tar dapat hadir dalam semua rokok karena rokok dibakar dan hisapan terakhir mengandung tar sebanyak dua kali lipat dibandingkan hisapan rokok pertama  kali  dibakar.  Tar  dalam  asap  rokok  melumpuhkan  silia  di  paru-paru  dan  berkontribusi terhadap  penyakit  paru-paru  seperti  emfisema,  kronis  bronkitis  dan  kanker  paru-paru.  Demikian sedikit informasi yang dapat Mak Can sampaikan, semoga bermanfaat and keep NO SMOKING!! 
(AR)


#D-43Candida’sReborn

0 comments:

Post a Comment