Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun,
Semangat, Sigap dan
No Smoking merupakan kepanjangan dari
7SNoS yang selalu
dikenalkan kepada mahasiswa
baru dalam Pengenalan Kehidupan Kampus
Mahasiswa Baru atau
PK2MABA. 7SNoS seharusnya
sudah menjadi kebiasaan setiap
pribadi dalam lingkup
FKH UB, tetapi
apakah semua sudah
melaksanakannya? Sudahkan
mengerti pentingnya 7SNoS?
Tujuan 7S pastilah
semua Sahabat Mak
Can mengerti yaitu character building,
dimana dengan 7S
kita dapat menjaga
kolegalitas ataupun kesinergisan antar
angkatan ataupun dengan karyawan dan dosen di FKH UB.
Kali ini Mak Can akan lebih membahas tentang NoS,
yang kemungkinan banyak diantara Sahabat Mak Can yang masih berfikir kenapa
harus ada No Smoking. Salah satu yang terpenting adalah untuk
menjaga kesehatan, dengan
praktikum yang hampir
setiap hari dan
laporan yang menumpuk pasti
tidak ada kesempatan
untuk sakit. Dalam
perkuliahan yang berbasis
medical, tentu kita juga sudah mengenal tentang fisiologi organ
pernapasan dan kerugian apabila merokok. Nikotin adalah
senyawa kimia organik
kelompok alkaloid yang dihasilkan
secara alami pada berbagai
macam tumbuhan, terutama
suku terung-terungan (Solanaceae)
seperti tembakau dan tomat.
Nikotin
berkadar 0,3 sampai
5,0% dari berat
kering tembakau berasal
dari hasil biosintesis di akar
dan terakumulasi di daun. Nikotin berpotensi sebagai racun saraf dan digunakan sebagai
bahan baku berbagai jenis insektisida dalam konsentrasi tinggi. "Tar" adalah
istilah yang digunakan
untuk menggambarkan bahan
kimia beracun yang ditemukan dalam rokok. Konsentrasi tar
dalam rokok terbagi menjadi tiga tingkat:
- · High-tar rokok mengandung sedikitnya 22 miligram (mg) dari tar
- · Medium-tar rokok dari 15 mg sampai 21 mg
- · Rendah-tar rokok 7 mg atau kurang dari tar
Filter
rokok pertama kali
ditambahkan untuk rokok
pada tahun 1950
ketika diketahui bahwa tar dalam
rokok berpotensi pada peningkatan risiko kanker paru-paru. Idenya adalah bahwa filter
akan menjebak tar, tetapi hasilnya tidak sebaik sebagaimana yang diharapkan.
Racun masih terbentuk dan masuk ke paru-paru perokok. Dalam bentuk padat, tar
berwarna cokelat, lengket dan mudah menempel. Penyebab gigi seorang perokok menjadi cokelat.
Bayangkan noda lengket itu menetap ke
jaringan merah halus dari paru-paru. Tar dapat hadir dalam semua rokok karena
rokok dibakar dan hisapan terakhir mengandung tar sebanyak dua kali lipat
dibandingkan hisapan rokok pertama
kali dibakar. Tar
dalam asap rokok
melumpuhkan silia di
paru-paru dan berkontribusi terhadap penyakit
paru-paru seperti emfisema,
kronis bronkitis dan
kanker paru-paru. Demikian sedikit informasi yang dapat Mak Can
sampaikan, semoga bermanfaat and keep NO SMOKING!!
(AR)
#D-43Candida’sReborn
0 comments:
Post a Comment