.

Tuesday, March 29, 2016

LITBANG: Keragaman Kucing Domestik (felis domesticus) Berdasarkan Morfogenetik


Volume 1 Nomor 1                                                           Desember 2012

Keragaman Kucing Domestik (felis domesticus) Berdasarkan Morfogenetik
Harini Nurcahya Mariandayani
Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta
Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS)

Hewan kesayangan merupakan hewan yang sangat menguntungkan untuk dikembangbiakkan dengan berbagai tujuan dan dapat memberikan sumbangan untuk kebahagiaan manusia. Salah satu hewan kesayangan yang perlu mendapat perhatian untuk dipelihara dan dikembangbiakkan adalah kucing ( Ensiklopedi Indonesia, 1988). Sebagai hewan kesayangan, kucing mempunyai daya tarik tersendiri karena bentuk tubuh, mata dan warna bulu yang beraneka ragam. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, maka kucing dapat dikembangkan dan dibudidayakan.
Kucing sebagai hewan peliharaan memiliki variasi pola, kombinasi warna bulu, panjang ekor dan panjang rambut. Variasi tersebut merupakan ekspresi dari beberapa gen dan dalam suatu populasi terdapat keragaman gen tersebut. Frekuensi alel yang mengendalikan ekspresi variasi dalam suatu populasi dapat diduga melalui bentuk morfogenetik pada kucing (Nozawa et al. 2004). Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi nilai frekuensi alel diantaranya: kawin acak, migrasi, mutasi, seleksi alam, efek kombinasi dari seleksi dan mutasi, serta hanyutan gen (Hartl & Clark 1997). Dalam sekelompok individu kucing yang menempati suatu lokasi tertentu, terdapat keragaman gen-gen tersebut dan dapat dihitung berdasarkan nilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan (H). Sumber semua warna rambut, bulu, kulit dan mata pada ternak adalah melanin. Terdapat dua macam melanin pada mamalia, yaitu melanin hitam (eumelanin) dan melanin merah (phaeomelanin). Warna-warna yang muncul pada ternak merupakan kombinasi dari kedua macam pigmen tersebut (Noor,1996). Selanjutnya dinyatakan bahwa warna rambut, bulu dan kulit dikontrol oleh gen-gen yang terletak pada beberapa lokus yang mempengaruhi sintesis pigmen melalui kerja enzim, demikian pula dengan penyebaran dan lokasi granul pigmen pada sel kulit.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keragaman kucing domestik (Felis domesticus) berdasarkan morfogenetik, meliputi pola warna, panjang rambut dan panjang ekor yang terdapat pada 11 lokus yaitu lokus w-W (Kucing yang berambut putih polos disandikan oleh alel W dan kucing yang tidak berambut putih polos dengan alel w), A-a (mengekspresikan pola Agouti pada dasar rambut kucing), B-b-b’(Kucing mengekspresikan warna hitam dengan genotip : aaB-C-D-iiooS-L-mm), C_cb_cs_ca_c (mengekspresikan pigmentasi penuh memiliki nilai frekuensi alel sebesar 100 % dan nilai heterozigositas 0), D-d (Kucing dengan alel d Mengekspresikan warna pudar Genotip : wwA-B-C-ddiiOoT), i-I, L-l (Alel L mengekspresikan rambut pendek, sedangkan alel l mengekspresikan rambut panjang), 0-0 (Kucing mengekspresikan Oo dengan genotip : wwaaB-C-iiOossL-m), s-S (Kucing berpola tabby Genotip: wwA-B-C-DiiOtbtb-S-L-mm), r-T-tb, dan m-M (Genotip Mm mengekspresikan ekor pendek, sedangkan genotip mm mengekspresikan ekor panjang). Nilai frekuensi aIel dari setiap lokus dihitung menggunakan metode squere root dan maximum likelihood (FH).

0 comments:

Post a Comment