*Sumber:
National Geographic Indonesia/Harian Kompas
Malang, Candida
– Liburan telah memasuki hari ke-12, sudah kemana saja Sahabat – sahabat
Candida bertamasya? Sebelumnya, masih ingatkah kalian tentang banyaknya
kegiatan yang sudah terselesaikan dengan baik pada masa – masa sibuk di
semester genap kemarin. Pada 20 Mei lalu misalnya, Kementerian Kajian Strategi
(Kastrat) BEM FKH UB melakukan aksi terkait Hari Kebangkitan Nasional. Tema
yang diusung adalah “Bangkit KH! Bangkit Mahasiswa!”, alasannya karena nasionalisme
mahasiswa zaman sekarang telah terkikis oleh modernisasi. Memang sudah
seharusnya mahasiswa (dan anak – anak) kini kembali menumbuhkan rasa cinta
mereka akan tanah air. Lantas adakah cara yang menyenangkan untuk mendidik diri
mengembalikan rasa nasionalisme? Ada! Dengan liburan.
Masa libur kuliah masih panjang.
Mahasiswa jengah di rumah, mall pun mulai membosankan. Untungnya di Indonesia
masih banyak tempat menarik yang layak dikunjungi. Museum misalnya, bisa
menjadi alternatif untuk melewatkan waktu luang di akhir pekan atau cuti pendek
tengah minggu bersama keluarga. Seperti dilansir dalam artikel National
Geographic Indonesia, museum di Jakarta yang masuk daftar teratas untuk
dikunjungi tentu saja Museum Nasional atau yang biasa disebut Museum Gajah.
Siapa pun bakal merasa nyaman di sini. Kompleks museum luas dilengkapi parkir
bawah tanah. Banyak tempat lapang yang membuat anak – anak bebas berlarian
sekaligus bisa mengenali benda – benda seni atau cagar budaya di sekitarnya.
Masih begitu banyak koleksi museum
ini yang membuat sadar betapa kayanya Indonesia. Selalu muncul tanya dari para
pengunjung, khususnya anak – anak, saat melihat arca batu, alat – alat musik
dari berbagai penjuru Nusantara, hingga koleksi tengkorak manusia purba dan
tinggalan prasejarah seperti kapak batu. Begitu banyak koleksi ditampilkan di
Museum Nasional. Sehari tidak akan cukup waktu untuk mencermati lebih dari
141.000 koleksinya. Kondisi itu, di satu sisi, memberikan peluang bagi
pengunjung untuk selalu datang kembali ke museum. Namun, koleksi yang tumpah
ruah berjejalan, seperti tampak di Taman Arkeologi, terkesan mengerdilkan arti
penting benda – benda bersejarah. Sebenarnya, kekuatan koleksi yang ditampilkan
berada pada cerita di baliknya. Museum harus bisa memberikan ruang dan
kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati setiap koleksi kemudian melihat
kemiripannya satu sama lain.
Kita wajib menyadari bahwa
pengelolaan museum yang baik tidak terletak pada berapa banyak koleksi yang
bisa mereka hasilkan, namun terletak pada bagaimana pengelola mampu membawa
pikiran kita, para pengunjung, untuk berimajinasi, masuk ke dalam cerita yang
melatarbelakangi suatu koleksi. Dengan begitu, kita yang datang untuk berlibur
tidak hanya melakukan refreshing, namun juga belajar tentang sejarah bangsa
kita sendiri. Ingat, Jas Merah! Jangan Sekali – kali Melupakan Sejarah! Sejarah
yang terkandung dalam suasana museum akan membangkitkan rasa nasionalisme kita.
Seperti kata aktivis pelestarian budaya dan sejarah Indonesia, Asep Kambali,
perubahan itu bisa dimulai dengan menumbuhkan rasa cinta akan budaya dan
sejarah negeri sendiri. Salah satu caranya, yaitu dengan sering – sering main
ke museum. Yuk! (AB/Sumber: National Geographic Indonesia, Harian Kompas)
#D-66Candida'sReborn
0 comments:
Post a Comment