Malang, Candida- Banyak alasan mengapa hewan
harus tetap berada pada alam in-situnya mulai dari untuk menjaga kesejahteraan
hewan tersebut hingga pertimbangan keseimbangan ekosistem. Baru – baru ini aktifitas beberapa gunung di
Indonesia mengalami peningkatan aktifitas dan bahkan erupsi yaitu Gunung
Gamalama dan Gunung Raung, tak lepas dari peningkatan aktifitas gunung tersebut
pasti memiliki sebuah pertanda yaitu perubahan perilaku beberapa hewan yang
tinggal di sekitarnya. Beberapa hewan liar dari Gunung Raung mulai mendekati
pemukiman penduduk sejak Bulan Januari dimana gunung raung masih berstatus
waspada. Beberapa hewan ini memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki
manusia, dalam sensitivitas panca inderanya terhadap suara, temperatur, sentuhan, getaran,
aktifitas elektrostatis dan kimia serta medan magnet dan medan listrik.
Sensitivitas ini memberikan kemampuan kepada mereka
untuk bisa
mengetahui lebih awal terjadinya gempa atau bahkan tsunami. Berikut ini Mak Can akan mengulas keistimewaan
hewan sebagai alarm dini terjadinya bencana alam.
Gempa
vulkanik ataupun akibat pergeseran lempeng bumi menimbulkan getaran yang
berubah-ubah pada tanah dan air sedangkan angin badai menyebabkan perubahan
elektromagnetik pada atmosfer bumi. Dari perubahan tersebut dapat ditangkap
oleh fisiologi hewan salah satunya penerimaan gelombang infrasonik. Gelombang
infrasonik memiliki karakteristik khusus baik di dalam tanah atau air.
Gelombang yang dihasilkan ketika gempa
bumi dapat dianggap sebagai bentuk infrasonik. Telinga manusia hanya mampu
menangkap frekuensi suara dalam rentang antara 20 Hz-20.000 Hz dan akan menurun
dengan menuanya umur manusia. Sedangkan beberapa hewan mampu menangkap frekuensi
suara dalam rentan sebagai berikut :
Sumber : http://fkh.ipb.ac.id/
Tidak
hanya hewan besar yang dapat menangkap dan menghasilkan gelombang infrasonik, pada kenyataannya
hewan yang lebih kecil seperti bangsa aves juga mampu menangkap dan
menghasilkan gelombang infrasonik.
Merpati dan beberapa spesies burung lainnya dilaporkan dapat mendeteksi
frekuensi suara rendah (0,5 Hz) pada ambang batas rendah amplitudo.
Selain kemampuan menangkap frekuensi
suara infrasonik, beberapa hewan (electric
fish, ikan hiu, platypus)
memiliki sel khusus (elektroreseptor) yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi
perubahan dalam medan elektromagnet dilingkungan sekitar mereka. Beberapa jenis
ular berburu mangsa menggunakan panas tubuh (termoreseptor). Panas bergerak
melalui atmosfer dalam bentuk radiasi elektromagnetik infrared dan terdeteksi oleh termoreseptor tersebut. Dimana
kemampuan - kemampuan tersebut dapat digunakan sebagai pendeteksi adanya
perubahan pada alam sekitar.
Kesimpulan yang dapat Mak Can ambil adalah begitu luar
biasa Tuhan menciptakan seluruh bumi, beserta para penghuninya. Pada dasarnya
semua makhluk-Nya memiliki kemampuan untuk saling menjaga meskipun tidak secara
langsung dapat dilihat dampaknya. Tidak perlu minder kalau masih banyak orang
yang meremehkan profesi kita, karena kita adalah garda terdepan dalam menjaga
kesehatan hewan untuk keseimbangan alam! Cheers
Up!! (AR)
#D-54Candida’sReborn
0 comments:
Post a Comment