.

Tuesday, July 21, 2015

Road to Candida’s Reborn: Apakah Anda Mahasiswa Kedokteran Hewan?? Saya Calon Salah Satu Penyelamat Bangsa



Assalamualaikum Sahabat Mak Can, sebelumnya kami segenap Redaksi Candida mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H mohon maaf lahir dan batin, semoga amalan-amalan kita di bulan ramadhan diterima oleh Allah SWT dan semoga kita senantiasa dapat dipertemukan dengan ramadhan-ramadhan selanjutnya...aamiin. Baik Sahabat Mak Can, masih dalam suasana lebaran tentunya Sahabat Mak Can melaksanakan “ritual” silaturahmi kepada seluruh sanak saudara dan tetangga. Sudah menjadi tradisi, momen lebaran merupakan saat keluarga besar berkumpul dan menjadi ajang “temu kangen” khususnya sanak saudara yang telah lama di perantauan.
            Eitss, saat kita lama tidak berjumpa dengan sanak saudara pasti banyak yang menanyakan bagaimana kabar kita seperti “Sekarang sekolah/kuliah dimana? Semester berapa? Diterima kuliah dimana? dsb.” Dalam suatu pembicaraan seringkali percakapan dimulai dengan “sekarang kuliah ambil jurusan apa nak?” ketika kita menjawab “ohh saya ambil kedokteran hewan bu/pak” saat itulah tidak jarang beliau akan merespon jawaban kita dengan “loh kok tidak ambil kedokteran umum saja nak?”. Sudah pasti kita sebagai Mahasiswa Kedokteran Hewan sangat risih dengan tanggapan semacam itu, OMG tell me why ain’t nothing but a heartace L. Well bagaimana tanggapan Sahabat Mak Can terhadap pertanyaan tersebut?
            Paradigma di masyarakat (khususnya Indonesia) dengan tegas telah melekat bahwasanya kedudukan kita sebagai Dokter Hewan dipandang dengan sebelah mata jika dibandingkan dengan Dokter Umum. Mengapa demikian? Boleh saya katakan hakikatnya (sebagian besar) masyarakat kita masih berpikir “primitif” yang mengkonotasikan profesi kita tidak lebih dari seorang “mantri suntik” dengan tingkat risiko amat sangat kecil, pernahkan Sahabat Mak Can mendengar ada seseorang pernah berkata “Wah iya nak tidak apa-apa jadi dokter hewan, kalau pasiennya mati tidak ada yang menyalahkan”. Ironisnya tentu Sahabat Mak Can sangatlah paham betapa berisikonya profesi kita, mulai dini ketika kita menginjakkan kaki di dunia Kedokteran Hewan kita telah ditempa oleh sebuah paham “Manusnya Mriga Satwa Sewaka” dimana kesejahteraan manusia berasal dari kesejahteraan hewan. Ketika Sahabat Mak Can telah menjadi Dokter Hewan, apakah Sahabat Mak Can dapat tidur dengan lelap disaat dunia disibukkan dengan berbagai wabah penyakit asal hewan yang mematikan dan mengancam keutuhan suatu bangsa. Menjelang lebaran, jumlah permintaan daging sapi akan meningkat dengan tajam, lalu siapakah orang yang menjamin layaknya daging-daging tersebut aman dikonsumsi? Satu suara dengan lantang kita sebutkan Dokter Hewan as long as human eat meat, veterinary never die. Sungguh ironis bukan jika profesi kita hanya dipandang sebelah mata?
            Bukan berarti saya sebagai salah satu Mahasiswa Kedokteran Hewan sehingga saya berkata seperti ini dan bukan berarti penjabaran diatas menyudutkan profesi Dokter Umum, tetapi sudah sepantasnya kita bersinergi dalam memajukan bangsa dan mensejajarkan profesi kita. Sudah saatnya kita sebagai Calon Dokter Hewan dengan bangga menjunjung tinggi profesi kita toh secepatnya kita akan menjadi Dokter Hewan dan berdiri sejajar sebagai salah satu penyelamat bangsa. Penyelamat akan banyaknya penyakit berbahaya asal hewan, penyelamat akan terjaminnya keamanan pangan asal hewan dan tentu saja hal ini akan membawa pada ranah keutuhan bangsa. Jika salah satu dari Sahabat Mak Can masih merasa “salah jurusan” NO! You are right here beside us and be the next DVM! Banggalah menjadi salah satu bagian dari penyelamat bangsa dan katakan dengan tegas bahwa kita adalah Calon Dokter Hewan “Saya Calon Salah Satu Penyelamat Bangsa!” (PDP)

#D-57Candida’sReborn
 

0 comments:

Post a Comment